Antropometri Forensik: Sistem Bertillon dan Inovasi Touchless

A collage of a person using a tool

AI-generated content may be incorrect.

Sumber: Penggunaan antropometri portabel. PT Solo Abadi Indonesia

        Penggunaan antropometri dalam bidang kriminal pertama kali diperkenalkan oleh Alphonse Bertillon pada tahun 1879 melalui sistem Bertillonage. Sistem ini dideskripsikan sebagai teknik untuk mengukur tubuh manusia sebagai pembanding dan klasifikasi antropologi. Dalam kriminologi, sistem ini digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi tersangka dan penjahat. Alphonse Bertillon sendiri telah mengelompokkan bagian tubuh manusia untuk diidentifikasi dalam kasus kriminal, di antaranya adalah :

    1. Tinggi badan
    2. Panjang dan lebar kepala
    3. Rentang Lengan
    4. Tinggi duduk
    5. Panjang jari tengah dan kelingking tangan kiri
    6. Panjang telapak kaki kiri
    7. Panjang lengan kiri
    8. Panjang telinga kanan
    9. Lebar pipi

        Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen seperti caliper dan anthropometer untuk mengukur berbagai bagian dari tubuh tersebut. Setiap data yang dihasilkan dari pengukuran dicatat sesuai dengan standar dan diarsipkan. Dengan kata lain dilampirkan bersamaan dengan mugshot. Meski sistem ini pernah menjadi terobosan besar dalam sejarah forensik, penggunaan alat ukur manual tentunya memiliki banyak keterbatasan dan membuat akurasi pengukuran menurun sehingga dibutuhkan alternatif yang lebih praktis dan aman.

Inovasi di bidang kesehatan, termasuk forensik terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dan hasil akurat pada proses investigasi. Salah satu metode penting adalah antropometri, yaitu pengukuran dimensi tubuh manusia yang membantu mengidentifikasi korban dan menganalisis penyebab kematian. Alat ukur manual yang digunakan dinilai kurang akurat dan presisi karena sulit digunakan pada objek yang tidak dapat dipindahkan dan berisiko menyebabkan perubahan bentuk tubuh. Dengan berkembangnya teknologi, metode tradisional yang memerlukan kontak langsung mulai digantikan dengan pendekatan yang lebih modern dan higienis. Salah satunya adalah pengembangan antropometri portabel berbasis touchless measurement. Alat ukur ini memiliki kelengkapan pengukur seperti anthropometer, sliding caliper, dan large spreading caliper dengan kemampuan mengukur lebih dari 100 dimensi tubuh manusia dan pengukurannya telah disesuaikan dengan standar resmi dan quality control sehingga setiap hasil yang diperoleh terjamin akurat.

Perbandingan antara metode Bertillon dan teknologi Touchless menunjukkan bagaimana antropometri forensik dapat berubah dari manual dan sederhana menjadi sistem digital yang lebih akurat, aman dan efisien. Meskipun berasal dari dua zaman yang berbeda, metode ini tetap memiliki tujuan yang sama yaitu mengungkap identitas manusia secara ilmiah.

          Referensi: 

Arum Indah (2022, April 21). Identifikasi Antropometri Forensik dalam Kasus Kriminal. Solo Abadi.

Yuri Aisyah (2021, November 25). Inovasi Pengukuran ‘Touchless’ Antropometri Bidan Forensik. Solo Abadi.

Komentar

Postingan Populer